1). Aplikasi Kesetaraan Massa Energi
Dalam
mengembangkan teorinya tentang relativitas, Einstein sampai kepada satu
kesimpulan yang di kemudian hari menjadi begitu penting. Einstein menyimpulkan
bahwa terdapat kesetaraan antara massa dan energi yang dirumuskan dalam
persamaannya yang terkenal, yang sangat identik dengan dirinya
Persamaan
ini menyiratkan adanya kaitan antara massa sebuah benda dan energinya, dimana
dapat dikatakan bahwa massa dapat diubah menjadi energi.
Pada
mulanya, kesetaraan massa dan energi belum menjadi prinsip penting. Sampai
disadari bahwa terdapat hubungan antara gaya ikat inti dan defek massa di dalam
inti atom. Jika prinsip kesetaraan massa dan energi ini diterapkan pada inti
atom, bisa dikatakan bahwa massa yang hilang (defek massa) telah diubah menjadi
energi untuk mengikat nukleon-nukleon di dalam inti atom. Jadi, defek massa
bersesuaian dengan energi ikat inti.
Demikian
halnya dengan reaksi nuklir, teramati berkurangnya sejumlah massa dalam reaksi
nuklir dimana sebuah inti atom dapat diubah menjadi inti atom lain disertai
dengan pelepasan energi yang sangat besar. Energi yang sangat besar yang
dihasilkan dari reaksi nuklir berasal dari perubahan sejumlah massa inti yang
bereaksi.
Energi Nuklir
Jadi,
bisa disimpulkan bahwa energi nuklir dihasilkan dari perubahan sejumlah massa
inti atom ketika berubah menjadi inti atom yang lain dalam reaksi nuklir.
Mekanisme
di dalam inti atom melibatkan berkurangnya sejumlah massa dari inti atom yang
diubah menjadi energi nuklir. Ketika inti atom bereaksi atau mengalami
pembelahan dan berubah menjadi inti atom yang lain disertai pelepasan sejumlah
partikel, sebagian massa inti atom menjadi berkurang yang ditandai dengan
pelepasan energi yang besar dari dalam inti berupa panas atau energi kinetik.
Dalam setiap mekanisme dimana massa berkurang maka telah terjadi perubahan
massa menjadi energi nuklir. Hal ini sesuai dengan prinsip kesetaraan
massa-energi.
Bayangkan,
1 kg massa inti yang mengalami pembelahan dapat menghasilkan energi sebesar
puluhan juta kilowatt jam (kWh). Ini sama saja dengan energi yang dapat
digunakan untuk menyalakan lampu 100 W selama 30 ribu tahun, wow! Tidak heran
jika efek dari bom nuklir demikian dahsyatnya, karena energi yang dihasilkan
memang sangat besar.
Dengan
jumlah energi yang demikian dahsyat, sebagaimana yang kita lihat dalam bom
nuklir, energi nuklir menyimpan potensi yang luar biasa. Jika energi yang
dahsyat ini dapat dikendalikan dan dimanfaatkan untuk keperluan yang lebih
bijaksana, tentu potensi energi nuklir layak untuk dipertimbangkan dan
dikembangkan sebagai salah satu alternatif sumber energi selain minyak bumi.
2). Aplikasi Fotolistrik
Sangat mengherankan jika kita mendengar bahwa
aplikasi pertama efek fotolistrik berada dalam dunia hiburan. Dengan bantuan
peralatan elektronika saat itu suara dubbing film direkam dalam bentuk sinyal
optik di sepanjang pinggiran keping film. Pada saat film diputar, sinyal ini
dibaca kembali melalui proses efek fotolistrik dan sinyal listriknya diperkuat
dengan menggunakan amplifier tabung sehingga menghasilkan film bersuara.
Aplikasi paling populer di kalangan akademis
adalah tabung foto-pengganda (photomultiplier tube). Dengan menggunakan
tabung ini hampir semua spektrum radiasi elektromagnetik dapat diamati. Tabung
ini memiliki efisiensi yang sangat tinggi, bahkan ia sanggup mendeteksi foton
tunggal sekalipun. Dengan menggunakan tabung ini, kelompok peneliti Superkamiokande
di Jepang berhasil menyelidiki massa neutrino yang akhirnya dianugrahi hadiah
Nobel pada tahun 2002. Di samping itu efek fotolistrik eksternal juga dapat
dimanfaatkan untuk tujuan spektroskopi melalui peralatan yang bernama photoelectron
spectroscopy atau PES.
Efek fotolistrik internal memiliki aplikasi
yang lebih menyentuh masyarakat. Ambil contoh foto-diode atau foto-transistor
yang bermanfaat sebagai sensor cahaya berkecepatan tinggi. Bahkan, dalam
komunikasi serat optik transmisi sebesar 40 Gigabit perdetik yang setara dengan
pulsa cahaya sepanjang 10 pikodetik (10-11 detik) masih dapat dibaca oleh
sebuah foto-diode.
Sel surya yang sangat kita kenal manfaatnya
dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik melalui efek fotolistrik
internal. Sebuah semikonduktor yang disinari dengan cahaya tampak akan
memisahkan elektron dan hole. Kelebihan elektron di satu sisi yang disertai
dengan kelebihan hole di sisi lain akan menimbulkan beda potensial yang jika
dialirkan menuju beban akan menghasilkan arus listrik.
Akhir-akhir ini kita dibanjiri oleh
produk-produk elektronik yang dilengkapi dengan kamera CCD (charge coupled
device). Sebut saja kamera pada ponsel, kamera digital dengan resolusi
hingga 12 Megapiksel, atau pemindai kode-batang (barcode) yang dipakai
diseluruh supermarket, kesemuanya memanfaatkan efek fotolistrik internal dalam
mengubah citra yang dikehendaki menjadi data-data elektronik yang selanjutnya
dapat diproses oleh komputer.
3). Aplikasi Sinar-X
Radiasi
sinar-X merupakan suatu gelombang elektromagnetik dengan gelombang pendek
Gelombang elektromagnetik banyak jenisnya antara lain sinar lampu, ultra
violet, infra merah, gelombang radio, dan TV. Sinar-X mempunyai daya tembus
yang cukup tinggi terhadap bahan yang dilaluinya. Dengan demikian sinar-X dapat
dimanfaatkan sebagai alat diagnosis dan terapi di bidang kedokteran nuklir.
Perangkat sinar-X untuk diagnosis disebut dengan photo Rontgen sedangkan yang
untuk terapi disebut Linec (Linier Accelerator). Dengan perkembangan teknologi dewasa
ini maka photo Rontgen dapat di tingkatkan fungsinya lebih luas yaitu melalui
alat baru yang disebut dengan CT. Scan (Computed Tomography Scan). Adanya
peralatan peralatan yang menggunakan sinar-X maka akan membantu dalam
mendiagnosis dan pengobatan (terapi) suatu penyakit, sehingga dapat
meningkatkan kesehatan masyarakat. Untuk di tingkat daerah peralatan yang
menggunakan sinar-X masih terbatas hanya pada pesawat Rontgen. Karena pesawat
radioterapi membutuhkan catu daya listrik yang cukup besar, pada hal sumber
listrik di daerah relatip masih rendah. Oleh sebab itu pembahasan disini lebih
dititik beratkan pada penggunaan sinar-X untuk pesawat Rontgen. Kata kunci :
sinar-X, Photo Rontgen, CT-scan, Linac.
4). Aplikasi Efek Compton
Teleskop
compton nuklir (nct) adalah γ ditanggung balon-ray-lembut (0,215mev) teleskop dirancang
untukm engetahui sumber astrofisika dari garis emisi nuklir dan pola isasi
γ-ray. Nct menggunakan sebuah array dari 12 detekto rpencitraan 3-d germanium
(geds).sebuahprototipe 2-ged tentang dijadwalkan nct akanditerbangkan di musim
semi 2004. Program nct dirancang untuk mengembangkan dan menguji teknologi dan teknik
analisis penting untuk compton advanced hubble, selama belajar radiasi γ-ray
dengan resolusi spektral yang sangat tinggi, resolusi sudut moderat, dan sensitivitas
yang tinggi. Nct memiliki sebuah novel, desain ultra-kompak dioptimalkan untuk mempelajari
garis emisi nuklir dalam kisaran 0,5-2 kritis mev,dan polarisasi dalam kisaran
0,2-0,5 mev. Penerbangan prototipe kritis akan menguji instrumen teknologi
novel, teknik analisis, dan prosedur penolakan latarbelakang kami telah dikembangkan
untuk telesko pberesolus itinggi compton. Dalam tulisa nini kami menyajikan gambara
ninstrum enprototipe NCT.
Berkas elektron
digunakan dalam proses pengelasan,yang
mengizinkan rapatan energi sampai sebesar 107 W·cm−2
diterapkan pada sasaran sempit berdiameter 0,1–1,3 mm dan biasanya tidak
memerlukan bahan isi. Teknik pengelasan ini harus dilakukan dalam kondisi
vakum, sehingga berkas elektron tidak berinteraksi dengan gas sebelum mencapai
target. Teknik ini dapat digunakan untuk menyatukan bahan-bahan konduktif yang
tidak cocok dilas menggunakan teknik pengelasan biasa.
Litografi berkas elektron
(EBL) merupakan suatu metode pengetsaan semikonduktor dengan resolusi lebih
kecil dari satu mikron. Teknik ini berbiaya
tinggi, lambat, dan perlu dioperasikan secara vakum dan cenderung mengakibatkan
sebaran elektron pada padatan. Oleh karena sebaran ini, resolusinya terbatas
pada 10 nm. Oleh karenanya, EBL utamanya digunakan pada produksi sejumlah kecil
sirkuit
terpadu yang terspesialisasi.
Pemrosesan berkas elektron
digunakan untuk mengiradiasi material agar sifat-sifat fisikanya berubah
ataupun untuk tujuan sterilisasi
produk makanan dan medis. Dalam terapi radiasi
berkas elektron dihasilkan oleh pemercepat liner untuk pengobatan tumor
superfisial. Oleh karena berkas elektron hanya menembus kedalaman yang terbatas
sebelum diserap, biasanya sampai dengan 5 cm untuk elektron berenergi
5–20 MeV, terapi elektron
berguna untuk mengobati lesi kulit seperti karsinoma sel basal.
Berkas elektron dapat digunakan untuk mensuplemen perawatan daerah-daerah yang
telah diiradiasi oleh sinar-X.
Pemercepat
partikel menggunakan medan listrik untuk membelokkan
elektron dan antipartikelnya mencapai energi tinggi. Oleh karena partikel ini
bergerak melalui medan magnetik, ia memancarkan radiasi sinkrotron. Intensitas
radiasi ini bergantung pada spin, yang menyebabkan polarisasi berkas elektron
(dikenal sebagai efek Sokolov-Ternov).
Berkas elektron yang terpolarisasi ini dapat digunakan dalam berbagai
eksperimen. Radiasi sinkotron juga dapat digunakan untuk
pendinginan berkas elektron, yang menurunkan sebaran momentum partikel.
Seketika partikel telah dipercepat sampai pada energi yang ditentukan, elektron
dan positron ditumbukkan. Emisi energi yang dihasilkan oleh tumbukan tersebut
dipantau menggunakan detektor partikel
dan dipelajari dalam fisika partikel.
6). Aplikasi Radiasi Benda Hitam
Mengukur suhu-suhu bintang. Dengan mengukur intensitas
radiasi yang dipancarkan oleh setiap bintang maka suhunya dapat diprediksi
menggunakan hukum pergeseran Wien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar